Penyelenggara | : Pemerintah Negeri Rutong |
Waktu Kegiatan | : 18 Mar 2020 - 21 Mar 2020 |
Lokasi Kegiatan | : Negeri Rutong Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon 97237 |
Harga Tiket | : GRATIS |
Rundown Acara | Event Berakhir |
Deskripsi |
Pada tanggal 20 Maret 2020 akan diselengarakan Panas Gandong Rutong – Rumahkay di Negeri Rutong, Ambon. Pesta adat yang bersifat sakral ini merupakan suatu kegiatan pemanasan hubungan persaudaraan sedarah (Gandong) antara Negeri Rutong dan Negeri Rumahkay di Seram, yang selalu berlangsung pada tanggal tersebut berselang 5 (lima) tahun, sesuai kesepakatan Raja Negeri Rutong Pieter Lodewijk Maspaitella dan Raja Negeri Rumahkay Benony Corputty pada tanggal 18 Maret 1939.
Hubungan Gandong antara kedua Negeri adat ini bermula dari kedatangan moyang-moyang Kakerissa, Corputty dan Atapary (anak kecil) dari Rumahkay ke Negeri Rutong dengan mengarungi laut menggunakan Gosepa (rakit) berabad-abad lampau. Sewaktu Gosepa mendekati pantai Rutong, yaitu berada di Kolam SAPALOA, Kakerissa yang berada di buritan berseru kepada Corputty di haluan “mai lo rua ka tela urete” yang artinya “mari kita singgah di tanah ini.” Setibanya kedua bersaudara dan Atapary di Pantai Rutong, tepatnya di labuhan besar Rajuno Hatupory, Kakerissa berganti nama menjadi Maikatela, kemudian berubah menjadi Maspaitella, berasal dari kalimat “mai ka tela” yang berarti “mari kita ke darat”. Sedangkan Corputty berganti nama menjadi Talahatu, yang berasal dari kalimat “tala hatu na”, artinya “tendang batu sauh”. Atapary, kemudian menjelma menjadi Telapary di Rutong.
Seluruh rangkaian acara Panas Gandong ini dimulai dengan prosesi adat keberangkatan anak negeri di Rumahkay; ritual adat di atas arumbai (kapal) di Kolam SAPALOA, prosesi adat penyambutan Gandong di Rajuno Hatupory, menggunakan kapata (bahasa tanah); pengiringan Gandong ke Baleo (balai adat) diiringi nyanyian-nyanyian adat dan kapata; ritual adat di Baleo dan syukuran di gereja. Panas Gandong berlangsung selama 3 (tiga) hari diselingi berbagai pertemuan adat di Baleo sampai dengan prosesi keberangkatan kembali Gandong Kakak ke Rumahkay, termasuk kebaktian syukuran perpisahan di gereja.
*Catatan: sejarah Gandong Rutong-Rumahkay secara lengkap akan diekspose setelah Pesta Panas Gandong ini
On March 18, 2020 Panas Gandong Rutong-Rumahkay will be held in Rutong, Ambon. This sacred customary festival is a memorial activity of brotherhood relationship between the village of Rutong and the village of Rumahkay, which occurred every 5 (five) years on the same date in accordance to the agreement between Pieter Lodewijk Maspaitella, the Raja of Rutong and Benony Corputty, the Raja of Rumahkay on March 18, 1939.
Gandong relationship between the 2 (two) villages started by the arrival of the ancestors Kakerissa, Corputty, and Atapary (small child) from Rumahkay in Rutong by Gosepa (raft) centuries ago. When the Gosepa approached Rutong Beach at Kolam SAPALOA, Kakerissa, who was at the stern shouted-out to Corputty, who was at the bow and said “mai lo rua ka tela urete”, which means “let’s stop by this land.” When both brothers and Atapary reached the beach of Rutong, to be specific at the main anchorage Rajuno Hatupory, where the name Kakerissa changed into “Maikatela”, which then became Maspaitella, originated from the sentence “mai ka tela”, which in turn meant “let’s go onshore”. On the other hand, Corputty’s name changed to Talahatu, which originated from the sentence “tala hatu na”, which means “kick out the stone anchor”. Afterwards, Atapary’s name was then changed to Telapary.
Run down schedule of this Gandong Festival commences with the customary procession for departure from Rumahkay; customary ritual on board the arumbai (boat) at Kolam SAPALOA; customary procession of welcoming of Gandong on the beach of Rajuno Hatupory using kapata (ancient language); escorting Gandong Rumahkay with customary songs and kapata to Baleo (council house): customary ritual in Baleo and thanksgiving service at church. This festival of Panas Gandong lasts for 3 (three) days comprising many customary gatherings in Baleo, up to customary procession of return departure of Gandong Kakak (older brother) to Rumahkay including farewell thanksgiving service in church.
*Note: Detailed history of Gandong Rutong-Rumahkay will be exposed after the Panas Gandong Festival