Rutong.id- Sebagai bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Kelompok Mahasiswa Prodi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Pattimura menggelar sosialisasi pembuatan kompos dan pupuk cair organik bagi masyarakat Negeri Rutong di Gedung Perikanan Negeri Rutong pada Rabu, 16 Oktober 2024.
Dengan menghadirkan sejumlah dosen seperti Dr. Elisabeth Kaya, Dr. Adeline Siregar, Dr. June Putinella yang didampingi Ketua Program Studi Ilmu Tanah, Dr. Ferad Puturuhu, sejumlah peserta yang berasal dari Lembaga Pengelola Agroforestry, pengurus RT, kelompok dasawisma dan pelaku pertanian negeri antusias mengikuti penjelasan dan praktek pembuatan kompos maupun pupuk cair organik.
Sahabudin Pelu, salah satu mahasiswa program MBKM di Negeri Rutong, menjelaskan kompos yang diperkenalkan dibuat dari bahan-bahan alami seperti bonggol pisang, kulit pisang, limbah sagu, daun gamal, kotoran ayam, dengan bantuan larutan Efective Microorganisme 4 (EM4) sebagai aktivator serta gula dan air beras sebagai makanan mikroroganisme untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme dan pengomposan. “Warga di sini memiliki kearifan lokal dalam pemanfaatan bahan bahan alami dalam budidaya pertanian, namun perlu dibantu dengan pemahaman terkait aktivator seperti Mikro Organisme Lokal dan Efektive Microorganisme, agar kualitas kompos yang dihasilkan lebih cepat dan lebih baik”, ujarnya.
Pupuk cair organik yang diperkenalkan juga menggunakan bahan yang sama yang dicampur dengan air dengan perbandingan 2:1 dalam sebuah tong plastik yang ditutup rapat untuk mendapatkan reaksi anaerob, yang jika sudah matang dalam waktu 10 -14 hari akan disaring, dimana cairan diambil sebagai pupuk cair sedangkan ampasnya dapat menjadi pupuk padat organik.
Dalam kesempatan praktek yang melibatkan langsung Lembaga Pengelola Agroforestri Negeri, diselingi dengan diskusi antara para dosen dengan pelaku pertanian negeri yang membandingkan metode dan manfaat pembuatan kompos yang diperkenalkan program MBKM dengan metode dan manfaat pembuatan kompos dari studi banding pertanian organik yang diikuti sejumlah warga negeri di awal Juli lalu.
”Dari praktek di hari ini, kami belajar bahwa untuk kompos yang dipelajari di Malang bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan limbah dengan mengurangi sedapat mungkin biaya, sedangkan kompos yang diperkenalkan hari ini lebih cepat hasilnya dan tentu memiliki nilai ekonomis yang berpotensi menjadi peluang usaha.” simpul Bapak Buce Telapary, salah satu peserta studi banding pertanian organik negeri.
Kepala Pemerintah Negeri Rutong, Bapak Reza Valdo Maspaitela menyambut baik sosialisasi program MBKM ini. Apresiasi diberikan kepada Kelompok MBKM Unpatti, dan berpendapat bahwa pupuk organik ini dapat menjadi alternatif yang baik di tengah harga pupuk kimia yang tinggi. Program ini diharapkan dapat menjadi peluang usaha untuk negeri dan masyarakat khususnya dalam pengembangan pertanian dan memberikan manfaat tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi peningkatan pendapatan petani di Negeri Rutong (Tim MBKM Permata Unpatti).