Rutong.id— Negeri Rutong kembali menjadi saksi lahirnya langkah besar menuju perubahan. Bertempat di Baileo Negeri Rutong, Pemerintah Kota Ambon bersama Politeknik Negeri Ambon menggelar acara penyerahan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Momen ini menjadi bukti nyata sinergi antara dunia akademik, pemerintah, dan masyarakat adat dalam mendorong pembangunan dari tingkat akar: desa dan negeri.
Raja Negeri Rutong, Reza Valdo Maspaitella, dalam keterangan’nya menyampaikan bahwa Politeknik Negeri Ambon telah menjalin kerja sama strategis dalam kemitraan Pentahelix dengan Negeri Rutong sebagai bagian dari upaya percepatan pembangunan negeri.
“Hari ini, kita dapat menyaksikan salah satu hasil nyata dari bantuan Politeknik Ambon, yang turut disaksikan langsung oleh Bapak Wali Kota. Kegiatan ini menjadi contoh sekaligus inspirasi bagi komunitas desain dan interior di Indonesia dan Maluku, serta para pengusaha dari berbagai sektor. Harapannya, mereka juga terlibat dalam kerja sama Pentahelix untuk membangun Negeri Rutong dan negeri-negeri adat lainnya di Kota Ambon,” ujar Raja Reza.
Sebagai Ketua Latu-Pati kota Ambon ia menegaskan bahwa Negeri Rutong diharapkan menjadi model awal pengembangan pembangunan kolaboratif yang dapat direplikasi di wilayah-wilayah lain seperti Nusaniwe, Teluk Ambon, dan Leitimur Selatan. Selasa (15/04/25)
Di kesempatan yang sama Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut, menyampaikan bahwa pembangunan Kota Ambon tidak bisa lagi dilakukan secara parsial dan sektoral. Ia mengajak seluruh elemen, khususnya lembaga pendidikan tinggi seperti Politeknik Negeri Ambon, untuk berperan aktif sebagai motor penggerak perubahan.
“Ingat, Politeknik Negeri Ambon pikul nama Ambon di pundaknya. Maka apapun yang dilakukan di bidang akademik harus punya dampak langsung bagi kota ini,” tegasnya disambut tepuk tangan peserta yang hadir.
Wali Kota menyampaikan bahwa sejak tahun 2022/2023, ia bersama pimpinan Politeknik Negeri Ambon telah berdiskusi serius untuk memaksimalkan peran kampus vokasi tersebut dalam menjawab tantangan pembangunan kota. Hasilnya kini mulai terlihat melalui program-program pengabdian masyarakat yang menyentuh langsung desa dan negeri.
“Saya tidak ingin pembangunan hanya berhenti di pusat kota. Saya ingin kita membangun dari akar—dari desa, dari negeri. Karena dari sanalah wajah Ambon yang sesungguhnya terbentuk,” tambahnya penuh semangat.
Wali Kota juga menegaskan bahwa Negeri Rutong bisa menjadi _role model_ bagi negeri-negeri adat lain di Kota Ambon. Ia menyampaikan apresiasi atas hasil kerja nyata Politeknik Negeri Ambon dan berharap agar kolaborasi lintas sektor ini dapat diperluas secara berkelanjutan.
Dalam pidatonya, ia memaparkan 17 program prioritas Pemerintah Kota Ambon, salah satunya adalah penguatan sektor industri kreatif dan UMKM. Bahkan, ada rencana membangun empat titik pengembangan ekosistem ekonomi kreatif yang terintegrasi dengan konsep “Ambon City of Music.”
“Kami ingin UMKM jadi tumpuan utama. Kami beri ruang, fasilitas, dan dukungan agar mereka tumbuh menjadi pusat-pusat ekonomi baru,” ujarnya. “Sinergi ini tidak hanya akan mengurangi pengangguran dan kemiskinan, tapi juga menciptakan wajah baru Ambon: kota yang kreatif, produktif, dan sejahtera.”
Sebagai bagian dari penguatan sektor perikanan, Wali Kota juga menantang Politeknik Negeri Ambon untuk menciptakan teknologi tepat guna guna membantu nelayan menghadapi tantangan klasik seperti limbah hasil panen ikan saat musim melimpah.
“Saya minta dibuatkan alat pengering ikan. Jangan lagi nelayan kita buang hasil panen karena tidak terjual. Ciptakan teknologi yang bisa memperpanjang usia ikan, menambah nilai jualnya,” ujarnya penuh harap.
Ia menyebut kawasan Jasirah, Leitimur Selatan, dan Nusaniwe sebagai titik strategis untuk pengembangan sentra perikanan. Dalam visi jangka panjang, Pemkot Ambon juga ingin membangun *cold storage* dan sistem distribusi logistik yang mampu menstabilkan harga ikan ketika pasokan melonjak.
“Bayangkan jika saat harga ikan melonjak, kita punya stok untuk dibagikan kepada masyarakat. Ini bukan sekadar logistik—ini bentuk keberpihakan,” pungkasnya.
Dengan semangat kolaborasi yang kuat, kegiatan di Negeri Rutong hari itu bukan hanya sekadar penyerahan laporan. Ia adalah tonggak komitmen bersama: bahwa pendidikan tinggi, pemerintah, komunitas adat, dunia usaha, dan masyarakat sipil dapat bersatu dalam mimpi dan langkah yang sama—mewujudkan Ambon yang maju, adil, dan sejahtera dari akar hingga pucuknya.
Sumber : https://suaramanise.com