Rutong.id-Setelah melalui tahapan panjang dengan proses tidak mudah, akhirnya Negeri Rutong sebagai wakil dari Kodim 1504/Ambon berhasil unggul dan mewakili Kodam XV/Pattimura mengikuti Lomba Kampung Pancasil tingkat nasional. Kegiatan yang digelar oleh Markas Besar TNI Angkatan Darat merupakan event reguler.
Proses pengusulan Negeri Rutong menjadi salah peserta diawali dari tingkat Komando Rayon Militer Baguala pada, 1 Juli 2024. Sejak itu Pemerintah Negeri Rutong berproses memantapkan dan melengkapi segala kebutuhan yang tertera dalam aspek-aspek penilaian. Ada empat aspek pokok yang menjadi penilaian Kampung Pancasila; Pembinaan Ketahanan Pangan, Pembinaan UMKM, Pembinaan Perlawanan Rakyat (Wanra), dan Pembinaan Karang Taruna. Setelah memenuhi semua kriteria itu, Negeri Rutong selanjutnya menjadi satu-satunya perwakilan dari Kodim 1504/Ambon untuk berkompetisi di tingkat kodam.
Tepat di hari TNI 5 Oktober kemudian disampaikan bahwa Negeri Rutong berhasil unggul di tingkat Kodam XV/Pattimura, dan segera bersiap mendapat kunjungan tim penilai untuk melakukan pemeriksaan kesesuaian di lapangan.
Sejak pagi, Selasa 15 Oktober 2024 warga Negeri Rutong bersiap menyambut tamu. Kali ini yang datang rombongan Tim Penilai Kampung Pancasila bersama jajaran pimpinan Kodim 1504/Ambon. Tim penilai terdiri dari perwakilan Markas Besar TNI AD: Kolonel (Inf) Sofanudin, S.Ip., M.Han. Letkol (Arh) Ridwan Budi S. Kemudian Prof. Dr. H. Agus Muhammad Najib S. Ag., M.Ag. sebagai anggota tim dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), serta Ade Ruswandi dari PT. Astra Internasional sebagai mitra Mabes AD.
Seperti biasa, tamu disambut secara adat, diterima oleh segenap pemangku adat di Baileo Somalopu Maririwai. Dalam sambutan penerimaannya, Raja Negeri Rutong, Reza Valdo Maspaitella menyampaikan terima kasih dan rasa senangnya telah dikunjungi tim dari pusat untuk melihat langsung kondisi di Rutong, dan berharap kegiatan penilaian ini berjalan baik dan lancar.
Pada kesempatan pemaparan awal Komandan Kodim yang diwakili Kepala Staf Kodim 1504/Ambon, Letkol. (Inf) A. Buton menyampaikan bahwa Negeri Rutong sudah melewati proses seleksi dari tingkat bawah, dan memberi kebanggaan karena bisa mewakili sampai ke tingkat pusat. Kodim 1504/Ambon merasa sangat tertarik pada satu program yang dicanangkan Pemerintah Negeri, yakni Program Ketahanan Keluarga. “Hal ini yang membuat kami tertarik karena memiliki keunikan yang tidak ditemukan di negeri dan desa lainnya di wilayah kerja Kodim 1504/Ambon.
Pada pemaparannya, Raja Rutong menyampaikan bahwa hal-hal yang terkandung dalam penilaian Kampung Pancasila memang sudah menjadi program yang tercakup dalam perencanaan jangka menengah negeri dan berupaya memenuhi semua kelengkapan, baik anggaran maupun SDM untuk memastika programnya berjalan. Mulai dari ketahanan pangan, kemudian pembinaan UMKM diupayakan bersama warga dan kelompok yang sudah dibentuk untuk bekerja, berproduksi dan berdampak bagi ekonomi keluarga.
Adapun ketahanan wilayah yang merupakan bagian aspek Wanra telah diupayakan program pendataan tanah-tanah dati sampai ke penetapan batas wilayah dan perbatasan antar negeri. Kami juga memiliki Keang Laut dan Kewang Darat untuk memastikan keamanan dan pengawasan di kawasan laut dan darat milik negeri. Kemudian kelompok Linmas juga diaktifkan untuk menjaga dan memberi perlindungan bagi masyarakat dari potensi gangguan ketertiban. Di Rutong juga ada Masyarakat Peduli Api sebagai salah satu instrumen mitigasi bencana jika terjadi kebakaran lahan hutan dan kebun warga.
Tidak kalah penting adalah pembinaan generasi muda yang sudah dilakukan sejak usia dini dengan memperhatikan kualitas gizi mereka, sampai pada pembinaan mental spiritual dan daya kreasi sejak usia anak sampai pemuda. Sehingga diharapkan generasi berkualitas ini yang akan menjamin keberlangsungan negeri di masa depan.
Pada sambutannya, ketua tim penilai, Letkol (Inf) Sofanudin menyampaikan, “pasti ada yang bertanya mengapa dalam lomba Kampung Pancasila yang dinilai justru unsur ketahanan pangan. Perlu kami jelaskan bahwa ketahanan pangan adalah kunci pertahanan di masa depan, karena ancaman krisis pangan itu bukan sekadar isu, tetapi ancaman yang bisa terjadi di masa depan. Oleh karena itu, negara yang menguasai pangan di masa depan akan menguasai dunia. Pangan menjadi kunci pertahanan di masa depan.” Unsur ketahanan pangan sejak awal telah menjadi penekanan dan menjadi poin pertama yang menjadi penilaian dan hari itu akan diperiksa kesesuaiannya di lapangan.
Usai acara di Baileo, Tim Penilai kemudian melakukan pemeriksaan dan peninjauan ke beberapa lokasi yang sudah disiapkan. Mulai di pos Linmas, memeriksa kelengkapan dan berdialog dengan petugas. Melihat proses pemberian makanan tambahan untuk Balita, kemudian melihat Gerai UMKM dan melihat produk-produk yang dipasarkan. Tim juga mengunjungi Kebun Dasa Wisma untuk melihat budidaya tanaman sayur dan obat, kemudian berdialog dengan pengelola kebun hidroponik yang sedang dalam persiapan panen.
Tidak lupa di bagian akhir, tim mengunjungi Ekowisata Sagu Rutong, melihat langsung kawasan hutan Sagu dan proses pengolahan Sagu di Goti. Tim juga menyaksikan proses pengolahan tepung Sagu menjadi berbagai jenis makanan yang memiliki nilai ekonomis. Proses penilaian dalam suasana hangat, akrab, dan dialogis berakhir di Hutan Sagu. Tim Penilai sangat terkesan dengan Hutan Sagu yang masih terjaga sebagai cadangan pangan utama di Rutong. Mereka berharap ini menjadi poin penting dan bisa mengantarkan Rutong menjadi pemenang di tingkat pusat.***